Living Qur'an: teks, praktik, dan idealitas dalam performasi Al-Qur'an
Setelah dimunculkan pertama kali dalam perbincangan informal di kalangan dosen Tafsir Hadis (saat itu), Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga, sekitar tahun 2005, dan dilanjutkan dalam beberapa pertemuan ilmiah formal di kalangan dosen dan mahasiswa, istilah Living Qur'an terus menggelinding mencari format, topik, bahkan metode dan pendekatan yang dirasa tepat atau lebih tepat hingga saat ini. Isu dasar yang masih terus didiskusikan adalah penggunaan term dan penjelasan terminologis Living Qur'an. Kata Living berasal dari bahasa Inggris untuk menjelaskan kata Al-Qur'an yang menjadi subyek bahasan utama prodi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir. Pesan utama dari term tersebut adalah Al-Qur'an itu hidup atau dihidupkan oleh subyek penerimanya baik melalui penjelasan makna maupun tindakan tertentu. Dalam bahasa Indonesia, term tersebut dapat disebut secara sederhana dengan Al-Qur'an yang hidup. Dalam bahasa Arab, term yang hampir semakna juga digunakan dengan sebutan Al-Qur'an al-Hayy.
Tidak tersedia versi lain