Text
Islam reformis : dinamika intelektual dan gerakan
Bibliografi : hlm. 267 - 291
Indeks : hlm. 293 - 309
Dalam era globalisasi yang sangat intens menjelang milenium ketiga, Islam di Indonesia mengalami berbagai perkembangan yang menarik untuk dicermati. Sebagian perkembangan itu pada dasarnya merupakan kontinuitas dari tradisi dan aktualitas historis yang muncul dalam perjalanan Islam selama berabad-abad di Indonesia. Sebagian perkembangan lainnya menampilkan perubahan-perubahan yang cukup signifikan jika tidak dapat disebut "transformasi" dalam perjalanan Islam di negeri ini, apalagi setelah terjadi "reformasi" yang kemudian disusul runtuhnya kekuasaan Presiden Soeharto pada Mei 1998.
Perubahan-perubahan itu akan terlihat semakin mengalami peningkatan, baik dalam skala cakupannya maupun dalam orientasi, pada masa pasca Soeharto. Naiknya B.J. Habibie sebagai presiden RI Ketiga serta krisis moneter, ekonomi, dan politik yang mendahuluinya, agaknya merupakan watershed bagi perjalanan Islam Indonesia. Salah satu di antaranya, yang paling penting, adalah kemunculan sekitar 20 partai berasaskan Islam atau menggunakan simbol-simbol Islam. Kebangkitan parpol-parpol Islam ini dipandang berbagai pengamat bukan hanya ekspresi euforia setelah masa represi selama sekitar 32 tahun di bawah kekuasaan Soeharto, tetapi juga disebut-sebut sebagai kembalinya "Islam politik" menggantikan "Islam kultural" yang dominan pada masa Orde Haru. Dan fenomena ini membangkitkan pula kembali wacana tentang Islam dan politik; dan bahkan efektifitas Islam politik vis a vis "Islam kultural" untuk memajukan Islam dan kaum Muslimin. Buku ini secara analitis akan mengupas perkembangan Islam memasuki era reformasi.
Tidak tersedia versi lain