Text
Alam kubur : saer-saer gayo
Saer merupakan suatu bentuk kesenian di Gayo. Ia tampil dalam wujud puisi yang didendangkan oleh seniman Saer. Isinya berupa dakwah agama Islam dengan mengambil tema kehidupan dunia dan akhirat. Saer mengurai dan menafsirkan kitab suci Al-Quran, menyampaikan petuah-petuah agama, meriwayatkan Kisah hidup Nabi dan para sahabat. Bagaimana hubungan anak dan orang tua, sopan santun antara suami-istri dan keluarga secara keseluruhan dapat juga diungkapkan lewat puisi saer.
Melihat tema yang diungkapkan hampir seluruhnya berupa dakwah, maka sudah dapat diperkirakan bahwa yang menciptakan puisi saer adalah orang yang faham tentang agama Islam. Maka muncullah ulama-ulama sebagai penyair yang dengan baik menghasilkan puisi saer. Beberapa penyair terkenal dapat disebut seperti Tengku Mudekala (Abdurrahim Daudy), Tengku Yahya bin Rasib, Tengku Chatib Bensu, Tengku M. Amin, Tengku Aman Serikuli, Aman Hasan, Tengku Abd. Jalil Bahagia, Geucik Mongal, Tengku Harun Rasyid dan lain-lain.
Tengku Harun Rasyid berhasil mengumpulkan puisi saernya dalam kumpulan "Pasa", "Tamur" dan "Alam Kubur". Alam Kubur sebagaimana judulnya menceritakan kehidupan manusia setelah ia tutup usia. Pada bagian-bagian awal buku ini pengarang mengurai bagaimana menziarahi orang sakit, lalu menutup mata manusia yang sudah meninggal, selanjutnya bagaimana memandikan mayat, doa di kubur dan lain-lain lalu ditutup dengan puisi "Bangkit dari Kubur".
Tidak tersedia versi lain